kursor serta tetap berubah walau disorot ke arah link

Rabu, 18 April 2012

Solehah: Kemestian Perempuan Menjadi Pembangun Peradaban

Solehah: Kemestian Perempuan Menjadi Pembangun Peradaban

Maryam Maci*


Perempuan adalah suatu tema yang menarik untuk dibahas. Karena dunia perempuan memiliki spesifikasi khusus. Dan untuk memahami kaum hawa tidak cukup dengan sampel satu atau dua perempuan saja. Penasaran dengan bahasan tentang perempuan dari tulisan seorang perempuan? Simak terus tulisan penulis sampai selesai ya!
Kuantitas dan Kualitas Kaum Hawa: Antara Saat Ini dan Masa Lampau
Perempuan, bagaimaanapun dan seperti apapun zamannya tetap memiliki posisi penting sebagai tombak kemajuan suatu peradaban. Itulah hal yang bisa menjadi alasan bagi kaum Muslimin mengapa Islam begitu memuliakan posisi kaum hawa.
Lihatlah masa kejayaan thagut Firaun yang ditumbangkan oleh seorang anak bernama Musa. Ibu kandung Nabi Musa a.s. dan ibu asuh Musa a.s. banyak memiliki peran dalam perjalanan hidup Baginda. Ditambah kakak perempuan Nabi Musa yang mengikuti perjalan adiknya tercinta ketika dihanyutkan ke dalam sungai Nil. Pada zaman salafush shalih ada ibunda dari imam besar dalam ilmu fiqh, Imam Syafi’i. Menilik pada zaman yang lebih kontemporer lagi kita bisa menelusuri tokoh ibu daripada Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Yusuf Alqaradhawi, dan sebagainya.
Untuk konteks lokal (Indonesia), ada Cut Meutia dari Aceh, ibunda dari tokoh HAMKA dan Natsir, serta Alm. Ust. Rahmat Abdullah. Gambaran-gambaran tadi setidaknya sudah memberikan narasi dan deskripsi kecil bagaimana dari rahim dan didikan seorang perempuan (baca: ibu) lahirlah tokoh-tokoh besar seperti mereka. Ini sangat jelas menunjukkan peran kaum hawa tak bisa diremehkan dari zaman ke zaman.
Ingat kembali pada masa Rasulullah saw. dimana beliau membawa risalah Islam, dan dengan risalah tersebut derajat perempuan menjadi mulia. Tidak ada lagi poliandri sehingga nasab menjadi jelas, anak perempuan tidak boleh dikubur hidup-hidup. Hingga ketika seorang muslimah sedang di pasar Yahudi dan disibakkan sedikit auratnya oleh orang iseng di sana, terjadilah perang untuk membela kehormatan muslimah tersebut.
Peran Perempuan Secara Individu dan Kebangsaan
Sebagai ujung tombak suatu peradaban, tugas utama mereka salah satunya adalah mendidik anak-anak yang mereka lahirkan. Allah menganugerahkan mereka dengan sifat lembut dan keibuan sehingga dalam hal didik-mendidik mereka cenderung lebih peka dan bisa merasakan daripada kaum lelaki. Ketika diperlukan, seorang perempuan pun punya dan bisa memiliki peran penting dalam konteks yang lebih luas lagi. Imam Hasan Al-Banna pernah menyampaikan pendapatnya sebagai berikut:
“Masalah ini kurang lebih dianggap telah selesai. Islam telah mengangkat setinggi-tingginya derajat perempuan dan mengangkat nilai kemanusiaannya serta menetapkannya sebagai saudara dan partner bagi laki-laki dan laki-laki juga bagian dari perempuan. Sebagian kamu adalah sebagian dari yang lain. Islam mengakui hak-hak pribadi, hak-hak sipil, dan hak-hak politik seutuhnya. Islam memperlakukannya sebagai manusia seutuhnya. Islam mempunyai hak dan kewajiban, ia dipuji jika berhasil menunaikan kewajibannya dan pada saat yang sama hak-haknya wajib dipenuhi. Alquran dan Hadits penuh dengan nash-nash yang menegaskan dan menjelaskan penjelasan di atas.” (Hasan Al-Banna, 2012: 221) melalui Abdil Hamid Al-Ghazali.
Semestinya sudah menjadi sesuatu yang sangat jelas bagi kita semua (terutama bagi kaum feminis) tak perlu mereka berdarah-darah memperjuangkan kesetaraan gender di jalan-jalan, di media, sampai di parlemen dan dibuatkan draft rancangan undang-undang segala. Cukup menjadi muslimah yang berislam dengan baik, maka secara tak langsung derajat dan harga diri sang perempuan sudah bernilai sangat tinggi. Lalu apa masalah dan ingin mereka (baca: aktivis feminis) sebenarnya?
Penulis rasa masihlah wajar ketika dahulu di Libya pernah terjadi demo besar-besaran dari para muslimah. Apa yang mereka demokan? Ketika itu mereka meminta para ulama di negeri mereka untuk menyemangati para muslim lajang untuk segera menikah. Mereka paham, menikah adalah salah satu sarana menjaga kehormatan bagi para muslimah dan muslim (baca: ikhwan dan akhwat lajang). Masihkah tidak yakin bahwa dengan hadirnya Islam posisi perempuan sudah terhormat?
Interaksi dan Sikap Terhadap Perempuan
Bagaimana berinteraksi dan bersikap terhadap perempuan? Islam selalu memberikan perhatian khusus kepada kaum hawa, dari tahap bagaimana interaksi dan sikap. Ingatkah akan sabda Rasul ketika seorang lelaki bertanya siapa yang patut dihormati terlebih dahulu? Ibumu, ibumu, ibumu. Lalu ayahmu.
Lalu bagaimana dengan poligami yang jelas dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.? Orang-orang yang tertipu oleh pemikirannya kaum orientalis tentu bersepakat bahwa Baginda adalah seorang penggila seks. Rasulullah banyak menikahi para janda yang ditinggal syahid suaminya di medan perang. Dinikahinya Aisyah akhirnya membawa banyak peran karena dari beliaulah banyak riwayat hadist. Khadijah, bersamanya Rasulullah banyak sokongan untuk perkembangan dakwah dari segi materi hingga moriil. Cara dan sikap Rasulullah dalam berinteraksi dengan kesemua istrinya dan para sahabiyah bisa menjadi cerminan kita semua dalam bergaul dengan perempuan. Rasulullahlah yang akan selalu disebut namanya ketika mencari panutan dalam segala hal, termasuk dalam hal keperempuanan.
Peran Muslimah
Muslimah memiliki peran penting dalam membangun peradaban di dunia. Dahulu kala para muslimah penah memberi minum kepada para pejuang sekaligus merawat luka mereka. Ada pula yang maju di barisan terdepan di tengah suasana perang. Sekarang pun banyak muslimah yang berperan pada beragam bidang, mulai dari kancah perpolitikan hingga dunia pendidikan dan kesehatan.
Arti Kecantikan Perempuan
Ketika masih hidup, Rasulullah pernah berpesan kepada istri mudanya, Aisyah. Berikut ringkasan pesan tersebut:
“Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahwa sebagian besar dari kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka. Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila ditimpa musibah
(b) Tidak memuji Allah Ta’ala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakan nikmat dan rahmat tidak bersyukur.
(c) Mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah
(d) Membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara yang tidak bermanfaat.

Wahai, Aisyah, ketahuilah :
(a) Bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya maka amalannya akan digugurkan oleh Allah
(b) Bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.
(c) Bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya Pada hari kiamat.
(d) Bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suaminya di tempat tidur atau menyusahkan urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
(e) Bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.
(f ) Bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun;
(g) Bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk di depan neraka pada hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.
(h) Bahwa isteri yang mengandung (hamil) baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala berjuang fi sabilillah.
(i) Bahwa isteri yang bersalin (melahirkan), bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi pahala memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan anaknya.
(j) Bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, maka diumpamakan dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.”
Tokoh-Tokoh dalam Sejarah yang Menjadi Alasan Agar Muslimah Tetap Berkontribusi
Kenal Sayyidah Rafidah? Ia dianggap sebagai dokter wanita pertama dalam Islam yang mana Rasulullah pernah membangun tenda khusus untuk beliau yang menyerupai rumah sakit (hidayatullah.com). Kerja-kerja beliau banyak dibantu para istri sahabat. Jangan salah juga, para istri sahabat ada peran juga dalam menentukan keputusan perang atau damai, gencatan senjata atau perang. Juga memiliki hak terhadap tawanan dan atas pengembalian harta mereka. Ada Ummi Tamim, istri dari Khalid bin Walid yang memberikan senjata kepada suaminya agar bisa melanjutkan pertempuran. Al-Khansa, penyair perempuan yang pada saat perang Kodisiah membakar semangat juang empat puteranya serta para pejuang muslim lainnya untuk menemui syahid. Pada masa perang Yarmuk para muslimah yang di atas bukit bertugas melempari pejuang yang mundur dari medan perang dengan debu, kerikil, dan kayu.
Istri Abu Lahab “divonis” Allah sebagai penghuni neraka dan kisahnya diabadikan dalam Alquran dalam surat Al-Lahab. Pasangan suami istri ini adalah pengikut setia setan. Zulaikha, wanita cantik jelita yang telah bersuami namun terpikat ketampanan pembantunya, Nabi Yusuf a.s. Pada masa kini, kita kenal tokoh seperti Oprah Winfrey, anak dari daerah miskin di Amerika yang kini sangat pandai beretorika. Dari beberapa tokoh non-Islam ini pun dapat diambil pelajaran pentingnya berkontribusi dan berjuang bagi para muslimah demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi ini. Ad-dunya mata', khoirul mata' al mar'atus sholihah, bermakna: dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah perempuan sholihah.

Referensi
Al Ghazali, Abdul Hamid. 2001. Meretas Jalan Kebangkitan Islam: Peta Pemikiran
Hasan Al-Banna. Solo: Era Intermedia
http://www.hidayatullah.com/read/22016/02/04/2012/muslimah-dan-jihad-wanita-masa-
kini.html (akses 11 April 2012)

*Maryam Maci adalah nama pena dari Siti Maryam Purwoningrum (anggota Pena Merah KAMMI Daerah Semarang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar